Gerak langkah perkembangan zaman semakin menjadikan kita memiliki beribu-ribu kemudahan dalam berbagai hal guna memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Seperti halnya dalam pemenuhan sebuah ilmu pengetahuan, ataupun kebutuhan yang mencakup tentang sandang dan pangan.
Tentunya sebagai generasi yang lahir dengan budaya konvensional kemudian berubah menjadi budaya yang serba modern kemudahan-kemudahan tersebut menjadikan suatu yang sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari.
Sayangnya hal ini kurang dibarengi dengan literasi yang baik dari penggunanya, banyaknya kesalahpahaman, kesalahan penggunaan, serta salahnya memfungsikan sesuatu menjadi kendala tersendiri bagi generasi ini.
Melinelial dapat dikatakan merupakan generasi dari sebuah peralihan era tradisional menjadi era modern. Banyak ahli dan masyarakat awam menyebutkan generasi ini memiliki kendala dalam hal menjalani kehidupannya.
Dengan alasan, kaum milenial ini menjadi seolah-olah “anak emas” dimana memiliki pola asuh yang dapat dikatakan “dimanjakan” oleh kedua orang tuanya. Dengan begitu generasi ini memiliki kehidupan yang cukup dapat dikatakan lebih “enak” dibanding generasi sebelumnya.
Hal ini dapat kita lihat dimana pemenuhan kebutuhan seperti sekolah, sarana bermain, serta pemenuhan konsumsi (jajan dan lain-lain) “sebagian besar” sudah disiapkan oleh orang tua, segala fasilitas sudah terpenuhi dengan baik tanpa anak memintanya, sehingga memiliki mental yang dikatakan lembek, mudah menyerah, serta tidak tahan tekanan.
Banyaknya literasi di berbagai platform digital yang menyuguhkan konten-konten tentang pesakitan, mental yang lemah dan lain sejenisnya, menjadikan semakin terpolakan pikiran generasi ini, dapat diibaratkan seperti kolam dengan berbagai jenis ikan yang kelaparan, kemudian berikanlah umpan. Dengan begitu, karna mereka kelaparan tanpa berpikir panjang dan merasakannya, mereka makan dengan lahapnya sampai terpuaskan dan hilang kelaparannya.
Teknologi yang kian hari kian canggih ini pun seperti menjadi bius bagi generasi ini, dimana semakin termanjakannya mereka sampai-sampai menjadi terlena dan lupa akan beratnya dunia nyata. Dapat kita lihat efek buruk yang nyata dari perkembangan teknologi ini, dimana hal tersebut tentunya harus kita sadari dan hindari, diantaranya:
Kecanduan Internet
Kecanduan internet (internet addiction) merupakan suatu sindrom atau gangguan obsesif kompulsif, ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu secara berlebihan bahkan tidak terkontrol dari penggunaan internet. Sehingga menimbulkan gejala ketergantungan yang menyebabkan terjadinya masalah psikologis, sosial, serta pekerjaan.
Kecanduan internet disebutkan sebagai suatu masalah kejiwaan, yang mana seorang dengan masalah kecanduan internet ini memiliki kecenderungan kuat untuk melakukan aktivitas yang hanya dilakukannya sendiri serta membatasi aktivitas sosialnya. Kecanduan internet dicirikan dengan tidak bisanya mengendalikan diri untuk online, memiliki perasaan yang gugup serta agresif dalam situasi tidak adanya akses suatu jaringan internet.
Cybersexual Addiction
Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya kemajuan teknologi ini juga memberikan kemudahan kita untuk menelusuri website atau situs-situs dewasa, yang dapat dengan mudah diketahui dan ditelusuri pula oleh kalangan remaja atau kalangan yang masih di bawah umur.
Cybersexual Addiction atau kecanduan seks dunia maya sendiri merupakan kecanduan seksual yang ditandai dengan aktivitas seksual maya melalui internet, hal ini menyebabkan konsekuensi negatif serius terhadap kesejahteraan fisik, mental, sosial, dan keuangan seseorang.
Dari beberapa peristiwa dan fakta yang terjadi, tentunya internet serta media sosial memiliki banyak efek yang buruk jika kita tidak bisa memberikan suatu “ruang” peringatan dalam diri kita sendiri. Akan terjadi perubahan-perubahan yang menyangkut pribadi seseorang, yang dikarenakan oleh efek dari penggunaan yang tidak bijak tersebut.
Tidak hanya menyangkut tentang diri pribadi seseorang saja, bilamana sudah terlalu jauh dan sangat parah dalam hal kecanduan ini serta mengalami keterlenaan dan tidak mudah untuk disadarkan tentunya akan meluas efeknya dalam kehidupan baik ekonomi, sosial, serta keluarganya.
Oleh karenanya, perlulah kita memberikan sedikit keikutsertaan dalam mensosialisasikan hal ini kepada lingkungan sekitar kita, walaupun hanya dalam lingkup yang kecil. Perjudian online, prostitusi online, dan lain sebagainya sudah sangat-sangat membahayakan bagi para generasi kita, yang dimana hal-hal tersebut banyak dilakukan oleh kangan kelas sosial menengah ke bawah.
Tentunya ini menjadi suatu hal yang sangat menyedihkan bagi kita semua sebagai generasi penerus bangsa, jika hal ini terus saja dibiarkan dan tidak dipedulikan, tentunya kita akan menjadi generasi yang gagal dalam menyongsong kemajuan bangsa, negara, agama, serta keluarga.