Kalau kamu pikir satu-satunya cara buat jadi bagian dari dunia teknologi adalah harus jago coding, siap-siap berubah pikiran. Karena kenyataannya, kamu bisa banget jadi bagian dari proses pengembangan aplikasi bahkan ikut nemuin bug penting tanpa nulis satu baris kode pun.
Yap, kamu bisa jadi bug hunter. Bukan pemburu serangga beneran ya, tapi orang yang nemuin kesalahan atau celah di aplikasi, supaya bisa diperbaiki sebelum sampai ke tangan pengguna.
Tapi, Emang Bisa Ngetes Aplikasi Tanpa Coding?
Bisa banget. Justru dalam proses pengujian software, ada metode yang namanya pengujian dari sisi pengguna, atau istilah kerennya: pengujian kotak hitam. Tapi tenang, kita nggak akan bahas istilah teknis ribet di sini.
Intinya, kamu cukup pakai logika dan rasa ingin tahu. Kamu posisikan diri sebagai pengguna biasa dan coba jalankan aplikasi seperti biasa. Klik ini itu, isi form, buka-buka halaman, sampai akhirnya nemuin kejanggalan kayak:
-
Tombol yang nggak berfungsi
-
Input data yang malah bikin aplikasi error
-
Proses login yang aneh
-
Atau tampilan yang berantakan di ukuran layar tertentu
Hal-hal kayak gitu bisa jadi bug yang harus dilaporkan.
Gimana Cara Mulainya?
Kamu nggak perlu software mahal atau alat-alat canggih. Cukup dengan laptop dan internet, kamu udah bisa mulai jadi tester aplikasi. Nah, biar lebih terarah, kamu bisa pakai beberapa metode pengujian dasar kayak:
-
Coba masukkan data aneh-aneh. Misalnya isi nama dengan angka, atau email tanpa “@”, dan lihat apakah aplikasi tetap jalan.
-
Klik semua tombol dan menu. Lihat apa ada yang rusak atau nggak berfungsi.
-
Mainin aplikasi seolah-olah kamu pengguna ‘bandel’. Misalnya matikan koneksi saat proses sedang berlangsung.
-
Cek tampilan di berbagai ukuran layar. Di HP tampil oke, tapi di laptop berantakan? Itu juga bug.
Setiap kejanggalan yang kamu temukan, bisa kamu catat lengkap: langkah-langkahnya apa, kejadiannya gimana, dan kalau bisa, disertai screenshot atau video.
Tools Gratis Buat Bantuin Kamu
Biar prosesnya lebih rapi, kamu bisa pakai alat bantu gratis ini:
-
Google Sheets: buat daftar pengujian dan catat hasilnya
-
Trello atau Notion: kelola task atau checklist bug
-
Lightshot atau Snipping Tool: ambil screenshot error
-
Loom atau OBS: rekam layar saat error terjadi
Semua alat ini gampang dipakai, dan kamu nggak perlu latar belakang IT buat nguasainya.
Emang Bisa Dapat Uang?
Bisa dong. Di luar sana banyak perusahaan yang butuh software tester dan nggak semuanya nyari yang bisa coding. Bahkan ada platform seperti:
-
HackerOne
-
Bugcrowd
-
Synack
…yang membayar orang-orang untuk menemukan bug di sistem mereka. Semakin penting bug yang kamu temukan, semakin besar juga imbalannya.
Dan nggak cuma itu. Banyak startup dan perusahaan teknologi di Indonesia juga buka lowongan QA Tester atau Product Tester. Gajinya lumayan, dan buat pemula pun masih sangat bisa masuk.
Tips Supaya Jadi Bug Hunter yang Menonjol
Kalau kamu pengen serius menekuni bidang ini, nih beberapa tips:
-
Biasakan dokumentasi yang jelas. Jelasin bug dengan langkah-langkah yang rapi dan gampang dipahami.
-
Asah rasa ingin tahu. Jangan puas kalau aplikasi “terlihat lancar”. Coba skenario aneh-aneh.
-
Latihan terus. Coba testing aplikasi-aplikasi gratis, bahkan aplikasi yang kamu pakai sehari-hari.
-
Gabung komunitas. Ada banyak grup di Telegram, Discord, dan forum yang ngebahas soal QA & testing.
Penutup: Kamu Bisa Mulai dari Sekarang
Nggak bisa coding bukan berarti nggak bisa terjun ke dunia teknologi. Menjadi bug hunter adalah bukti bahwa kamu tetap bisa punya peran penting dalam memastikan kualitas aplikasi. Yang kamu butuhkan hanyalah logika, ketelitian, dan rasa ingin tahu.
Jadi… siap jadi bug hunter pertama di lingkaran temen kamu?