
Dalam era big data saat ini, data telah menjadi “minyak baru” bagi perusahaan. Namun, data mentah tidak akan berarti apa-apa tanpa seseorang yang mampu mengolah, menganalisis, dan menafsirkan maknanya. Di sinilah peran Data Scientist dan Data Analyst menjadi sangat penting.
Kedua profesi ini sama-sama berfokus pada data, tetapi memiliki tanggung jawab, keterampilan, dan tujuan yang berbeda. Yuk, kita bahas fakta-fakta menarik tentang keduanya!
1. Data Scientist dan Data Analyst Tidak Sama
Meskipun sering disamakan, Data Scientist dan Data Analyst memiliki fokus kerja yang berbeda:
-
Data Analyst bertugas menganalisis data yang sudah ada untuk menemukan pola, tren, dan insight bisnis.
-
Data Scientist melangkah lebih jauh mereka membangun model prediktif menggunakan algoritma, machine learning, dan kecerdasan buatan.
Singkatnya, Data Analyst menjelaskan apa yang terjadi, sedangkan Data Scientist memprediksi apa yang akan terjadi.
2. Keduanya Sangat Dibutuhkan di Dunia Kerja
Permintaan terhadap profesional data meningkat tajam. Menurut laporan LinkedIn, Data Scientist dan Data Analyst termasuk 10 pekerjaan paling dicari di dunia.
Perusahaan dari berbagai sektor mulai dari keuangan, kesehatan, e-commerce, hingga pemerintahan sangat bergantung pada insight berbasis data untuk mengambil keputusan strategis.
3. Skill yang Harus Dimiliki Berbeda, tapi Saling Melengkapi
Baik Data Scientist maupun Data Analyst membutuhkan kemampuan teknis dan analitis yang kuat, namun dengan fokus berbeda:
| Aspek | Data Analyst | Data Scientist |
|---|---|---|
| Tujuan utama | Menyajikan laporan dan insight | Memprediksi dan membuat model data |
| Skill utama | Excel, SQL, Tableau, Power BI | Python, R, Machine Learning, Deep Learning |
| Output | Dashboard, laporan analisis | Model prediktif, algoritma cerdas |
Meskipun berbeda, keduanya bekerja berdampingan dalam siklus data mulai dari pengumpulan, pembersihan, analisis, hingga penerapan solusi berbasis data.
4. Gaji dan Prospek Karier yang Menjanjikan
Fakta menarik lainnya, profesi ini termasuk salah satu dengan gaji tertinggi di bidang teknologi.
Di Indonesia, rata-rata gaji:
-
Data Analyst: Rp 8–15 juta per bulan.
-
Data Scientist: Rp 15–30 juta per bulan (bisa lebih untuk posisi senior).
Selain itu, peluang karier terus berkembang karena hampir setiap industri kini menerapkan strategi berbasis data.
5. Tidak Harus dari Latar Belakang IT
Banyak orang mengira profesi ini hanya bisa ditekuni oleh lulusan teknik informatika atau komputer. Faktanya, banyak Data Analyst dan Data Scientist berasal dari latar belakang ekonomi, matematika, statistik, atau bahkan sosial.
Kuncinya adalah kemampuan logika, analisis data, dan kemauan belajar tools teknologi seperti Python, SQL, atau Power BI.
6. Kombinasi Antara Teknologi dan Bisnis
Kedua profesi ini bukan hanya tentang angka dan kode, tetapi juga tentang memahami bisnis.
Seorang Data Scientist atau Data Analyst yang sukses harus mampu:
-
Mengubah data menjadi insight yang mudah dipahami manajemen.
-
Menjelaskan hasil analisis agar bisa diimplementasikan menjadi keputusan nyata.
Dengan kata lain, mereka berperan sebagai jembatan antara teknologi dan strategi bisnis.
Kesimpulan
Data Scientist dan Data Analyst adalah dua profesi yang sangat berpengaruh dalam era digital.
Keduanya memiliki peran berbeda namun saling melengkapi satu berfokus pada analisis masa lalu, yang lain pada prediksi masa depan.
Dalam dunia yang semakin didorong oleh data, kemampuan untuk mengubah data menjadi keputusan strategis adalah aset paling berharga bagi individu maupun perusahaan.